Allahdan Rasul-Nya berlepas diri darinya." 'Umar radhiyallahu 'anhu juga berkata tentang hukum kalalah (seseorang yang meninggal dan tidak memiliki orang tua ataupun anak):"Tentang hukum kalalah, aku berkata dengan pendapatku (ijtihad. Jika pendapatku benar, maka itu dari Allah dan jika salah, maka itu dariku dan dari syaitan."Surat An Nisaโ ayat 8 adalah ayat tentang warisan dan perbuatan baik. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan maknanya. Keseluruhan Surat An Nisaโ ุงููุณุงุก merupakan surat madaniyah. Aisyah radhiyallahu anha mengatakan, surat ini baru diturunkan setelah Rasulullah serumah dengan Aisyah di Madinah. Demikian pula ayat 8 ini juga termasuk ayat madaniyah. Surat An Nisaโ Ayat 8 dan ArtinyaTafsir Surat An Nisaโ Ayat 81. Tuntunan Waris dan Berbuat Baik kepada Kerabat2. Berbuat Baik kepada Anak Yatim dan Orang Miskin3. Pemberian Sekadarnya, Bukan Seperti Warisan4. Berkata yang BaikKandungan Surat An Nisaโ Ayat 8 Berikut ini Surat An Nisaโ Ayat 8 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia ููุฅูุฐูุง ุญูุถูุฑู ุงููููุณูู ูุฉู ุฃููููู ุงููููุฑูุจูู ููุงููููุชูุงู ูู ููุงููู ูุณูุงููููู ููุงุฑูุฒููููููู ู ู ููููู ููููููููุง ููููู ู ููููููุง ู ูุนูุฑููููุง Wa idzaa hadlorol qismata ulul qurbaa wal yataamaa wal masaakiinu farzuquuhum minhu waquuluu lahum qoulam maโruufaa ArtinyaDan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu sekadarnya dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik. Baca juga Ayat Kursi Tafsir Surat An Nisaโ Ayat 8 Tafsir Surat An Nisaโ Ayat 8 ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, dan Tafsir Al Munir. Harapannya, agar bisa terhimpun banyak faedah yang kaya khazanah tetapi tetap ringkas. Kami memaparkannya menjadi beberapa poin dimulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas. 1. Tuntunan Waris dan Berbuat Baik kepada Kerabat Poin pertama Surat An Nisaโ ayat 8 ini berisi anjuran untuk berbuat baik kepada kerabat saat pembagian waris. ููุฅูุฐูุง ุญูุถูุฑู ุงููููุณูู ูุฉู ุฃููููู ุงููููุฑูุจูู Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, Yakni jika kerabat yang bukan ahli waris hadir saat pembagian warisan, hendaknya mereka juga mendapatkan pemberian. Ibnu Katsir menjelaskan, sebagian ulama berpendapat bahwa ini anjuran yang hukumnya sunnah. Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar juga mencantumkan pendapat sebagaian ulama bahwa hukumnya sunnah. Namun, beliau juga sependapat dengan Said bin Jubair bahwa hukumya wajib. Para ulama berselisih pendapat apakah hal ini sudah di-mansukh atau tidak. Imam Bukhari dan Az Zuhri termasuk yang berpendapat yang kedua. Bahwa ayat ini muhkam dan tetap berlaku. Buya Hamka juga menegaskan pendapat serupa. Demikian pula Sayyid Qutb. โKami tidak melihat indikasi yang menunjukkan kemansukhannya. Bahkan kami melihatnya muhkamat dan hukum wajib memberikan bagian kepada ulul qurba, kerabat yang bukan ahli waris, dalam kondisi-kondisi seperti yang kami sebutkan,โ kata Sayyiq Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qurโan. 2. Berbuat Baik kepada Anak Yatim dan Orang Miskin Tak hanya untuk kerabat, ayat ini juga menganjurkan berbagi kepada anak-anak yatim dan orang-orang miskin. ููุงููููุชูุงู ูู ููุงููู ูุณูุงููููู anak yatim dan orang miskin, Mengapa kerabat yang bukan ahli waris, anak-anak yatim, dan orang miskin yang hadir harus mendapatkan pemberian? Menurut Buya Hamka, ini sebagai obat untuk hati dan menghilangkan iri hati. โObatilah hati mereka dan usahakanlah menghilangkan rasa iri hati mereka karena menjadi penonton orang membagi-bagi rezeki dengan tiba-tiba karena kematian seseorang,โ tulis Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar. Jika harta warisannya tidak berlimpah, setidaknya pemberian itu dalam bentuk jamuan makan. Ibnu Sirin mengatakan, ketika Ubaidah mengurus suatu surat wasiat, ia memerintahkan menyembelih kambing dan membagikan makanan itu kepada kerabat orang tersebut, anak-anak yatim dan orang-orang miskin. โSeandainya tidak ada ayat ini, niscaya biaya ini kuambil dari hartaku.โ 3. Pemberian Sekadarnya, Bukan Seperti Warisan Pemberian seperti apa untuk kerabat bukan ahli waris, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin yang Surat An Nisaโ ayat 8 maksudkan? ููุงุฑูุฒููููููู ู ู ููููู maka berilah mereka dari harta itu sekadarnya โApabila dalam pembagian warisan hadir orang-orang fakir dari kerabat si mayit yang bukan ahli waris, hadir pula orang-orang miskin dan anak-anak yatim, sedangkan harta si mayit sangat banyak. Ketika mereka melihat si ini dapat warisan, si ini dapat warisan, tebersit pula keinginan mereka mendapatkan pemberian tetapi tidak ada harapan karena mereka bukan ahli waris. Allah Subhanahu wa Taโala yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang memerintahkan agar diberikan kepada mereka suatu pemberian dari harta warisan itu dalam jumlah sekadarnya. Sebagai sedekah buat mereka, sebagai kebaikan dan silaturahmi kepada mereka, sekaligus untuk menghapuskan ketidakberdayaan mereka,โ terang Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Sedangkan Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar berpendapat, yang memberikan sedekah itu adalah orang yang mendapat warisan. Sebab mereka mendapatkan banyak harta secara tiba-tiba, maka patutlah mereka memberi kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Baca juga Surat Al Israโ Ayat 26-27 4. Berkata yang Baik Poin keempat Surat An Nisaโ ayat 8 ini berisi perintah berkata yang baik. ููููููููุง ููููู ู ููููููุง ู ูุนูุฑููููุง dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, Allah memerintahkan qaulan maโrufa atau bertutur kata yang baik kepada semua orang, terlebih dengan para kerabat. Qaulan maโrufa ูููุง ู ุนุฑููุง adalah perkataan, permintaan maaf dan penolakang yang baik, halus, sopan, dan tidak menyinggung perasaan. Apa hubungannya dengan pemberian dan sedekah? Jangan sampai memberi sedekah tetapi kata-katanya menyakiti si penerima. Sebab hal itu bisa menghapus pahala sedekah sebagaimana firman-Nya ุงูููุฐูููู ููููููููููู ุฃูู ูููุงููููู ู ููู ุณูุจูููู ุงูููููู ุซูู ูู ููุง ููุชูุจูุนูููู ู ูุง ุฃููููููููุง ู ููููุง ููููุง ุฃูุฐูู ููููู ู ุฃูุฌูุฑูููู ู ุนูููุฏู ุฑูุจููููู ู ููููุง ุฎููููู ุนูููููููู ู ููููุง ููู ู ููุญูุฒูููููู Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti perasaan si penerima, mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. QS. Al Baqarah 262 Selain itu, Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga lisan. Hanya berkata yang baik. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam Arbain Nawawi 15 ู ููู ููุงูู ููุคูู ููู ุจูุงูููููู ููุงููููููู ู ุงูุขุฎูุฑู ูููููููููู ุฎูููุฑูุง ุฃููู ููููุตูู ูุชู ุ ููู ููู ููุงูู ููุคูู ููู ุจูุงูููููู ููุงููููููู ู ุงูุขุฎูุฑู ููููููููุฑูู ู ุฌูุงุฑููู ุ ููู ููู ููุงูู ููุคูู ููู ุจูุงูููููู ููุงููููููู ู ุงูุขุฎูุฑู ููููููููุฑูู ู ุถููููููู Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. HR. Bukhari dan Muslim Baca juga Isi Kandungan Surat An Nisaโ Ayat 8 Kandungan Surat An Nisaโ Ayat 8 Berikut ini adalah isi kandungan Surat An Nisaโ Ayat 8 Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang, tolong-menolong, dan menyambung ini memerintahkan untuk memberikan bagian/sedekah kepada kerabat yang bukan ahli waris, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin yang hadir saat pembagian warisan. Terutama jika warisan itu sangat pemberian tersebut adalah sekadarnya, tidak seperti warisan yang jumlahnya sangat banyak berdasarkan ketentuan sebagaimana hak ini memerintahkan untuk bertutur kata yang baik kepada siapa saja, terutama kepada kerabat. Juga berkata yang baik kepada anak-anak yatim dan orang-orang miskin, jangan menyakiti mereka. Demikian Surat An Nisaโ ayat 8 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat, memotivasi kita untuk menyambung kekerabatan, suka berbagi, dan menjaga lisan. Wallahu aโlam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah] Dalamshalat harus menghadap kiblat, menutup aurat, suci dari najis. Sedangkan dalam membaca al-Qur'an hal-hal tersebut tidak diwajibkan, bahkan di dalam hadits shahih disebutkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah meletakkan kepala beliau di pangkuan 'Aisyah Radhiyallahu 'anha, sedangkan 'Aisyah dalam keadaan haidh.
MengagumiAisyah radhiyallahu'anha bukan hanya sebatas fizikal semata. Bukan hanya untuk menjadi isteri yang dicintai suami, tetapi lebih dari itu. Kisah Aisyah radhiyallahu'anha telah membantah pandangan para feminis dan pengusung idea kesetaraan gender tentang wanita. Mereka sering melaungkan bahawa syariat Islam telah membelenggu diri